Dalam dunia desain grafis dan
cetak mencetak, kuantitas produksi dan warna sangat mempengaruhi biaya produksi
media. ikuti tips merancang kemasan berikut ini.
Saat mendesain brand dan kemasan produk usaha kecil, dua faktor tersebut
perlu menjadi bahan pertimbangan utama. Jika kemasan akan diproduksi dalam
jumlah yang sedikit tentu akan lebih efisien mencetak dengan tekhnik sablon,
jika jumlah produksi banyak tentu akan lebih efesien dan efektik mencetak
dengan mesin cetak besar.
Jika
menggunakan teknik sablon jumlah warna akan mempengaruhi biaya cetak. Karena
jumlah warna terkait langsung dengan jumlah film, screen dan jumlah tarikan
rackle pada media yang akan dibuat. Makin banyak warnanya makin mahal harganya.
Oleh karena
itu sebelum mendesain brand dan kemasan produk, kuantitas produksi perlu
ditanyakan terlebih dahulu kepada klien.
Kita dapat
saja membuat sebuah desain kemasan dengan satu atau dua warna tanpa
meninggalkan unsur artistik. Teorinya mudah saja, jika kita akan mendesain
dalam 1 warna maka sebenarnya kita memilki modal dua warna, satu warnanya lagi
adalah warna media cetak. Jika menggunakan artpaper, maka warnanya putih, jika
menggunakan kertas craft maka warnanya coklat, jika menggunakan warna bening
maka warna tambahannya adalah clear.
Selain itu
jika kita ingin menghemat biaya cetak dengan menggunakan mesin cetak besar
namun menggunakan satu warna, maka kita dapat menggunakan tekhnik degradasi
untuk meningkatkan tampilan kemasan kita. Perhatikan contoh logo dan kemasan di
bawah ini yang tampil sangat menarik walaupun hanya menggunakan satu warna
saja.
Jenis
pewarnaan
Ada beberapa
teknik pewarnaan. Yaitu warna blog, warna grey dan warna degradasi. Jika kita
menggunakan warna merah, warna greynya adalah warna merah agak muda, sedangkan
degradasinya dari merah hingga warna dasar media cetak. Perhatikan contoh
desain kemasan dengan satu warna menggunakan teknik pewarnaan blok, blok-grey
dan degradasi djbawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar