Kamis, 19 Juni 2014

Tips Merancang Kemasan I: Pewarnaan

Dalam dunia desain grafis dan cetak mencetak, kuantitas produksi dan warna sangat mempengaruhi biaya produksi media. ikuti tips merancang kemasan berikut ini.

Saat mendesain brand dan kemasan produk usaha kecil, dua faktor tersebut perlu menjadi bahan pertimbangan utama. Jika kemasan akan diproduksi dalam jumlah yang sedikit tentu akan lebih efisien mencetak dengan tekhnik sablon, jika jumlah produksi banyak tentu akan lebih efesien dan efektik mencetak dengan mesin cetak besar. 

Jika menggunakan teknik sablon jumlah warna akan mempengaruhi biaya cetak. Karena jumlah warna terkait langsung dengan jumlah film, screen dan jumlah tarikan rackle pada media yang akan dibuat. Makin banyak warnanya makin mahal harganya.

Oleh karena itu sebelum mendesain brand dan kemasan produk, kuantitas produksi perlu ditanyakan terlebih dahulu kepada klien.

Kita dapat saja membuat sebuah desain kemasan dengan satu atau dua warna tanpa meninggalkan unsur artistik. Teorinya mudah saja, jika kita akan mendesain dalam 1 warna maka sebenarnya kita memilki modal dua warna, satu warnanya lagi adalah warna media cetak. Jika menggunakan artpaper, maka warnanya putih, jika menggunakan kertas craft maka warnanya coklat, jika menggunakan warna bening maka warna tambahannya adalah clear.

Selain itu jika kita ingin menghemat biaya cetak dengan menggunakan mesin cetak besar namun menggunakan satu warna, maka kita dapat menggunakan tekhnik degradasi untuk meningkatkan tampilan kemasan kita. Perhatikan contoh logo dan kemasan di bawah ini yang tampil sangat menarik walaupun hanya menggunakan satu warna saja.
Jenis pewarnaan

Ada beberapa teknik pewarnaan. Yaitu warna blog, warna grey dan warna degradasi. Jika kita menggunakan warna merah, warna greynya adalah warna merah agak muda, sedangkan degradasinya dari merah hingga warna dasar media cetak. Perhatikan contoh desain kemasan dengan satu warna menggunakan teknik pewarnaan blok, blok-grey dan degradasi djbawah ini.

Tidak ada komentar: